G. Keuntungan Berinvestasi di saham
Keuntungan yang menjadi daya tarik dari investasi
saham adalah menerima dividen dan mendapatkan capital gain.
1.Dividen
Dividen adalah keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Biasanya dividen dibagikan setelah adanya persetujuan pemegang saham dan dilakukan setahun sekali. Agar investor berhak mendapatkan dividen, pemodal tersebut harus memegang saham tersebut untuk kurun waktu tertentu hingga kepemilikan saham tersebut diakui sebagai pemegang saham dan berhak mendapatkan dividen. Dividen yang diberikan perusahaan dapat berupa dividen tunai yaitu uang atau dividen saham dimana pemegang saham mendapatkan jumlah saham tambahan sesuai porsi saham yang dimiliki.
Dividen adalah keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Biasanya dividen dibagikan setelah adanya persetujuan pemegang saham dan dilakukan setahun sekali. Agar investor berhak mendapatkan dividen, pemodal tersebut harus memegang saham tersebut untuk kurun waktu tertentu hingga kepemilikan saham tersebut diakui sebagai pemegang saham dan berhak mendapatkan dividen. Dividen yang diberikan perusahaan dapat berupa dividen tunai yaitu uang atau dividen saham dimana pemegang saham mendapatkan jumlah saham tambahan sesuai porsi saham yang dimiliki.
Kebijakan dividen menurut Martono dan D. Agus Harjito
(2000:253) merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakn dividen (dividend
policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada
akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan
ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan
datang.
Pengumuman dividen merupakan salah satu
informasi yang akan direspon oleh pasar. Menurut Arifin (1993) dalam Nurhidayati (2006:24), pengumuman
dividen dan pengumuman laba pada periode sebelumnya adalah dua jenis pengumuman
yang paling sering digunakan oleh para manajer untuk menginformasikan prestasi
dan prospek perusahaan.
Menurut Martono dan D. Agus Harjito (2000:255-256) sejauh ini pembahasan
dividen hanya menyangkut aspek-aspek teoritis dari kebijakan dividen. Namun, ketika perusahaan menetapkan
suatu kebijakan dan memperhatikan sejumlah hal, pertimbangan-pertimbangan ini
harus dikaitkan kembali ke teori pembayaran dividen dan penilaian perusahaan.
Beberapa pertimbangan manajer dalam pembayaran dividen antara lain:
1. Kebutuhan dana bagi perusahaan
Semakin besar kebutuhan dana perusahaan
berarti semakin kecil kemampuan untuk membayar dividen. Penghasilan perusahaan akan
digunakan terlebih dahulu untuk memenuhi dananya baru sisanya untuk pembayaran
dividen.
2. Likuiditas perusahaan
Likuiditas perusahaan merupakan salah satu
pertimbangan utama dalam kebijakan dividen. Karena dividen merupakan arus kas
keluar, maka semakin besar jumlah kas yang tersedia dan likuiditas perusahaan,
semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Apabila
manajemen ingin memelihara likuiditas dalam mengantisipasi adanya
ketidakpastian dan agar mempunyai fleksibilitas keuangan, kemungkinan
perusahaan tidak akan membayar dividen dalam jumlah yang besar.
3. Kemampuan untuk meminjam
Posisi likuiditas bukanlah satu-satunya
cara untuk menunjukkan fleksibilitas dan perlindungan terhadap ketidakpastian.
Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mendapatkan pinjaman,
hal ini merupakan fleksibilitas keuangan yang tinggi sehingga kemampuan untuk
membayar dividen juga tinggi. Jika perusahaan memerlukan pendanaan melalui
hutang, manajemen tidak perlu mengkhawatirkan pengaruh dividen kas terhadap
likuiditas perusahaan.
4. Pembatasan-pembatasan dalam perjanjian
hutang
Ketentuan perlindungan dalam suatu
perjanjian hutang sering mencantumkan pembatasan terhadap pembayaran dividen.
Pembatasan ini digunakan oleh para kreditur untuk menjaga kemampuan perusahaan
tersebut membayar hutangnya. Biasanya, pembatasan ini dinyatakan dalam
persentase maksimum dari laba kumulatif. Apabila pembatasan ini dilakukan, maka
manajemn perusahaan dapat menyambut baik pembatasan dividen yang dikenakan para
kreditur, karena dengan demikian manajemen tidak harus mempertanggungjawabkan
penahanan laba kepada para pemegang saham. Manajemen hanya perlu mentaati
pembatasan tersebut.
5. Pengendalian perusahaan
Apabila suatu perusahaan membayar dividen yang
sangat besar, maka perusahaan mungkin menaikkan modal di waktu yang akan datang
melalui penjualan sahamnya untuk membiayai kesempatan investasi yang
menguntungkan.
Sedangkan beberapa faktor
yang menentukan dan mempengaruhi dalam pembuatan kebijakan dividen menurut Dr.Dermawan Sjahrial, M.M.(2002) antara
lain:
1. Posisi likuiditas perusahaan.
Makin kuat posisi likuiditas perusahaan makin
besar dividen yang dibayarkan.
2.
Kebutuhan dana untuk membayar hutang.
Apabila sebagian besar laba digunakan untuk
membayar hutang maka sisanya
yang digunakan untuk membayar dividen makin kecil
3. Rencana perluasan usaha.
Makin besar perluasan usaha perusahaan, makin
berkurang dana yang dapat dibayarkan untuk dividen.
4. Pengawasan terhadap perusahaan.
Kebijakan pembiayaan: untuk ekspansi dibiayai dengan dana dari sumber
intern antara lain: laba. Dengan pertimbangan: apabila dibiayai dengan
penjualan saham baru ini akan melemahkan kontrol dari kelompok pemegang saham
dominan. Karena suara pemegang saham mayoritas berkurang.
2. Capital Gain
Capital
gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual saham pada saat
transaksi. Capital gain terbentuk karena aktivitas perdagangan di pasar
sekunder. Di pasar sekunder tersebut, harga saham sangat dipengaruhi oleh
permintaan dan penawaran. Faktor nilai saham yang dihitung berdasarkan asset perusahaan
belum tentu berpengaruh banyk pada harga riil saham di pasar modal karena ada
faktor lain yang mempengaruhi seperti spekulasi, sentimen pasar, ekspektasi dan
potensi perusahaan di masa depan, peraturan pemerintah dan pemegang kendali
manajemen perusahaan. Contoh capital gain adalah sebagai berikut : saat membeli
saham PT Indosat dengan harga per sahamnya Rp 2.000 dan menjual dengan harga Rp
2.200 berarti kita mendapatkan capital gain sebesar Rp 200 per lembar sahamnya.
Umumnya investor jangka pendek (termasuk spekulan) mengharapkan keuntungan dari
capital gain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar